Minggu, 21 Agustus 2011

Bidadari Bumi

sebuah karya Dzuee_alkhairi


BIDADARI BUMI (Adinda)

Ku lihatmu dari jendela hati
Damai tak risau bagai di istana
Masih ku melirik dicelah hari
Duduk bersimpuh ingat dia

Ku pandangi air matamu
Menetas jadi mutiara
Melihat mereka berduka
Kau ubah jadi cinta

Sentuh kasehmu hangatnya
Dimusim semi ini
Tak hanya diam terpana
Ku teriakkan suara

Dunia tak indahkanmu
Langit tak harumkanmu
Bumi tak warnaimu
Tapi kau tetap suci

Kau bidadari bumi
Yang tercipta dari tanah ini
Kau bidadari bumi
Yang tak hanya di alam surga

Kau peri yang berbahasa indah
Tutur sapa nan manja
Lembut sederhanakan cinta
Kaulah adinda
Titisan untuk bidadari bumi,..

Jumat, 19 Agustus 2011

haba jameun

deunge hai kanda haba lon ratoh
cukop brat tuboh tapike bansa
lage biasa ulon bi haba
teuman le cara ureung peusuna

jino ka ji kheun lam ruang maya
wate tabaca meutarah ate
wate tapike rhet keu benci
wate ji ungki sang hu aneuk mata

teuma takalen hasil trok teuka
ubena daya di ilah cara
agar meutuka pikiran bansa

hate ka saket susah tapeu gra
hate ka luka payah ta puga
wate takalen rawot di muka
sang han laba ta tak ban cara

jino kanalom haba ji sungket
sang2 han saket watte ji peuna
urusan donya jeut ke penyaket
jipreh meusupet baro jirasa

dikamo rakan hana jiboh yum
sang keurajeun bak jaro jih teuka
hana jiteupu nyan haba rambideun
akan meukumat di dlaam dada.

wate ta pulik han jitem leukang
ka abeh panggang ta palet talo
jino kameupalo di jih hai rakan
ureung jih sajan ka ji tinggai sidro.

Kamis, 18 Agustus 2011

PERJUANGAN BAHASA INDONESIA MENJADI BAHASA YANG BESAR

sesuatu hal yang harus diketahui mahasiswa bahasa

Bahasa Indonesia di masa kerajaan
Sebagai bangsa Indonesia, dan terlahir ditanah Indonesia, siapa yang tidak kenal dan tidak dapat berbicara bahasa Indonesia, sebuah bahasa yang menyatukan keanekaragaman kekayaan budaya dan bahasa yang ada di Indonesia.
Perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang kaya bisa diamati melalui prasasti batu tulis yang merupakan salah satu bukti sejarah bangsa Melayu di bumi nusantara.
Seluruh prasasti tersebut bertuliskan menggunakan bahasa melayu kuno yang merupakan campuran antara bahasa melayu kuno dengan bahasa sansekerta, berberapanya yaitu :
  • Prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di tepi Sungai Tatang di Sumatera Sedlatan, yang bertahun 683 Masehi atau 605 Saka ini dianggap prasasti yang paling tua, yang memuat nama Sriwijaya.
  • Prasasti Talang Tuwo, bertahun 684 Masehi atau 606 Saka, menjelaskan tentang konstruksi bangunan Taman Srikestra yang dibangun atas perintas Hyang Sri-Jayanaca sebagai lambang keselamatan raja dan kemakmuran negeri. Prasasti ini juga memuat berbagai mantra suci dan berbagai doa untuk keselamatn raja.
  • Prasasti Kota Kapur di Pulau Bangsa dan prasasti Karang Brahi di Kambi, keduanya bertahun 686 Masehi atau 608 Saka, isinya hampir sama, yaitu permohonan kepada Yang Maha Kuasa untuk keselamatan kerajaan Sriwijaya, agar menghukum para penghianat dan orang-orang yang memberontak kedaulatan raja. Juga berisi permohonan keselamatan bagi mereka yang patuh, taat, dan setia kepada raja Sriwijaya
Melalui prasasti tersebut yang mana digunakan pada jaman Sriwijaya dapat disimpulakan bahwa kemungkinan bahasa melayu sudah menjadi bahasa resmi pada jaman tersebut, selain itu pula terdapat beberapa catatan yang bisa dijadikan sumber informasi tentang asal-usul bahasa Melayu. Sebagai kerajaan maritim, Sriwijaya mengalami masa kejayaan relatif cepat oleh lokasinya yang sangat strategis pada Selat Malaka, suatu pusat perdagangan yang penting selama berabad-abad lamanya. Para saudagar dari timur dan barat serta dari Kepulauan Nusantara bertemu dan mengadakan transaksi dagang. Tentu saja bahasa Melayu kuno, menjadi bahasa para saudagar saat itu. Itulah sebabnya maka bahasa Melayu menjadi bahasa resmi Kerajaan Sriwijaya.
Dengan demikian, Kerajaan Sriwijaya merupakan pusat kegiatan kebutuhan manusia dan pusat administrasi kerajaan maupun daerah-daerah jajahannya. Sriwijaya juga merupakan pusat pendidikan, kebudayaan, dan keagamaan.Sejarah kuno negeri Cina turut membuktikan tentang keberadaan bahasa Melayu tersebut. Pada awal masa penyebaran agama Kristen, pengembara-pengembara Cina yang berkunjung ke Kepulauan Nusantara menjumpai adanya berbagai ragam bahasa. Salah satu di antara itu diidentifikasi sebagai bahasa Melayu.
Pada akhir abad ke-17, bahasa melayu telah menjadi sebuah alat komunikasi yang penting dimalaka, banyak ahli bahasa dan orinentalis menganggap bahwa bahasa Melayu era Kerajaan Sriwijaya adalah semacam bahasa Melayu kuno seperti yang ditunjukkan oleh berbagai inskripsi batu bertulis abad ke-7 Masehi, jadi asumsi bahwa ada hubungan antara bahasa Melayu kuno dan bahasa Melayu era Kerajaan Sriwijaya benar adanya.
Bahasa Indonesia di masa kolonial
Orang-orang Blanda datang pertama kali ke Indonesia bertujuan untuk berdagang. Pada tanggal 20 Maret 1602 mereka mendirikan VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) untuk melaksanakan perdagangan. VOC beroperasi di Indonesia selama hampir 200 tahun sampai tahun 1799, menyusul perusahaan itu direorganisasikan menjadi suatu pemerintahan kolonial. Belanda mulai menjajah Indonensia dengan memperoleh nama baru Nederlandsche OOst-Indie (India Belanda).
Sepanjang tahun 1819 – 1824, Pulau Jawa dan Pulau Sumatra diduduki Inggris.
Salah seorang administratur Inggris yang ulung, yang pernah menjadi Gubernur Jenderal di Pulau Jawa dan Pulau Sumatra, yaitu Stamford Raffles, mendirikan Singapura pada bekas kerajaan Tumasik pada tahun 1819.
Dari situlah dimulai konflik antara belanda dan kolonial inggris yang pada saat itu mengguasai melayu bagian utara, pada tahun 1824 akhirnya perseteruan mereka berakhir melalui Traktat London 1824, yang isinya membagi dua nusantara menjadi kepulauan Indonesia dibawah pemerintahan kolonial Belanda, dan semenanjung malaya berada dibawah kekuasaan kolonial inggris, sehingga membagi bahasa melayu berkembang menjadi tiga arah, yaitu:
(a) di Indonesia menjadi Bahasa Indonesia;
(b) di Malaysia menjadi Bahasa Malaysia;
(c) si Brunei menjadi Bahasa Melayu Baku;dan
(d) di Singapura menjadi Bahasa Nasional.
Setelah terpisahnya nusantara bahasa melayu yang digunakan di kepulauan Indonesia bekembang sangat pesat, disebabkan karena penduduk pribumi yang yang multi-etnik dan mempunyai bahasa daerahnya masing-masing, dan menjadi bahasa yang wajib dikuasai oleh orang-orang yang suka belayar dan berdagang, melayu versi johor juga mengalami hal yang sama di semenanjung Malaya dan Singapura,sama halnya dengan di Indonesia
Era puncak bahasa Indonesia
Pada tahun 1920 bahasa Melayu makin populer, dengan menjadi bahasa Balai Pustaka, yang mana semua buku hasil penerbitan Balai Pusataka mempergunakan bahasa Melayu. Sehingga penyebaran bahasa Melayu ke pelosok Nusantara semakin intensif. Semua sekolah dasar di desa-desa mempergunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar. Di samping itu, bahasa Melayu juga menjadi bahasa para pejuang kemerdekaan Indonesia, puncaknya saat digunakannya bahasa melayu sebagai bahasa yang digunakan dalam acara sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, menjadikan bahasa ini menjadi bahasa persatuan dan akhirnya lahirlah bahasa indonesia yang telah resmi menjadi bahasanya setiap bangsa Indonesia.
Bahkan pada saat akhir-akhir masa penjajaahan pun, saat Indonesia dikuasai oleh bangsa Jepang, bahasa indonesia menjadi satu-satunya bahasa yang digunakan sebagai bahasa penggantar pada semua jenjang pendidikan. Puncaknya pada tanggal 17 Agustus 1945 proklamasi kemerdekaan Indonesia diumumkan ke seluruh dunia dengan menggunakan bahasa Indonesia. Dan dimasukan dalam undang-undang dasar negara Indonesia bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional dan resmi negara Republik Indonesia.
Pada tanggal 16 Agustus 1972 diumumkan pemberlakuan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD) di Indonesia dan Malaysia dan membuat tatacara pembentukan istilah di Indonesia dan di Malaysia dalam sebuah majelis bahasa. Yang pada perkembangannya menarik Negara Brunai darussalam dan Republik Singapura untuk ikut bergabung. Keadaan tersebut menjadikan bahasa melayu menjadi bahasa komunikasi luas di kawasan Asia Tenggara.
Namun perkembangan melayu versi johor tidak sepesat dengan yang diIndonesia, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya politik yang dianut oleh negara kolonial inggris saat itu menggunakan empat bahasa resmi yaitu bahasa Melayu, Tamil, Mandarin, dan Inggris. Empat bahasa tersebut menjadi bahasa yang digunakan dilembaga-lembaga pendidikan, dan yang menjadi paling dominan adalah bahasa Inggris sebagai bahasa penggantar. Sehingga kemudaian terbentuklah negara Malaysia yang merdeka dan lepas dari kolonial Inggris.
Hingga saat ini bahasa Melayu, baik yang sekarang menjadi bahasa Indonesia di Indonesia, bahasa Melayu di Malaysia, di Brunai, dan di Singapura, tetap berkembang dan menjalankan fungsinya sebagai alat komunikasi secara efektif. Bahkan, secara de facto telah berperan sebagai bahasa komunikasi luas di Asia Tenggara.
Walaupun disaat perkambangan era informasi yang sangat cepat ini memaksa bahasa asing wajib berkembang pula di Indonesia, seperti bahasa Inggris, Jepang, Mandarin, bahkan Korea, hal ini disebabkan beberapa negara tersebut telah ber-revolusi menjadi sebuah bangsa yang lebih hebat dari Indonesia, dan telah mengguasai kemajuan teknologi, ekonomi, dan budaya di Asia bahkan di Dunia sekaipun. Diharapkan hal tersebut tidak menjadikan generasi muda di Indonesia tidak lupa dengan bahasa mereka dan nenek moyang yang sebenarnya juga ikut berjuang sama seperti pejuang yang sudah bersusah payah berjuang merebut Kemerdekaan di tanah Indonesia.
Tentunya diharapkan bahasa indonesia akan tetap selalu menjadi bahasa yang dicintai dan dihargai oleh generasi mudanya sendiri, walapun kita sebagai generasi muda Indonesia juga wajib ikut serta membangun kemajuan dunia dengan menggerti dan mempelajari bahasa asing lainnya, majulah generasi muda Indonesia! Tunjukan kebesaran bangsa indonesia dan pesona bahasa indonesia di muka dunia.
Sumber Referensi :
Disusun dan dikembangkan kembali oleh Yandha Jaka Perdana (Fakultas Ilmu Komputer, Jurusan S1 Sistim Informasi, Universitas Gunadarma angkatan 2009) untuk menjadi bahan tugas menulis artikel pada mata kuliah bahasa Indonesia yang diambil berdasarkan dari tulisan karangan Bapak Drs. Masnur Muslich, Msi. Dengan judul SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA. Beliau adalah dosen di Faculty of Humanities and Social Sciences, Princes of Songkhla University (PSU), Campus Pattani, Thailand. (sumber bisa dilihat lengkap di http://muslich-m.blogspot.com/2007/04/sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia.html)

Sintaksis

  1. SINTAKSIS
    Kasman, S.Pd., M.Hum.
  2. Hakikat Sintaksis
    Sintaksis merupakan tata bahasa yang membahas hubungan antarkata dalam tuturan. Sama halnya dengan morfologi, akan tetapi morfologi menyangkut struktur gramatikal di dalam kata.
    Unsur bahasa yang termasuk di dalam sintaksis adalah frase, kalusa,dan kalimat
    Tuturan dalam hal ini menyangkut apa yang dituturkan orang dalam bentuk kalimat. Kalimat merupakan satuan atau deretan kata-kata yang memiliki intonasi tertentu sebagai pemarkah keseluruhannya dan secara ortografi biasanya diakhiri tanda titik atau tanda akhir lain yang sesuai.
  3. 1. Frase
    Frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif. Di sisi lain, frasa juga diartikan sebagai kelompok kata yang merupakan bagian fungsional dari tuturan yang lebih panjang.
    Perhatikakan kalimat di bawah ini!
    {Secara {lebih mendalam}} kita{akan membahas} {kemampuan {menilai {{restasi belajar} siswa}}} {untuk {kepentingan { pengajaran {yang lebih baik}}}.
    Seperti telah dijelaskan bahwa frasa adalah bagian fungsional. Kualifikasi fungsional menyatakan bahwa bagian itu berfungsi sebagi konstituen di dalam konstituen yang lebih panjang, misalnya kemampuan menilai prestasi belajar siswa berfungsi sebagai objek pada verba membahas. Sebaliknya urutan mendalam kita dan pengajaran yang bukanlah frasa karena bukan merupakan bagian fungsional dari konstituen yang lebih panjang.
  4. Selain itu frasa juga biasanya tidak melampaui batas fungsi yang didudukinya, misalnya Ahmad pulang nanti bukan sebagai frasa karena keseluruhannya adalah kalimat.
    Sebuah frase dapat dilihat dari dua sisi, yakni dari perilaku sintaksis dan dari kelas kata yang membangun frase itu.
    Dilihat dari perilaku sintaksisinya, frase digolongkan ke dalam 2 macam, yakni frase endosentrik dan frase eksosentrik.
    1.1 Frase Endosentrik
    Frase endosentrik adalah frasa yang keseluruhannya memilki perlaku sintaksis yang sama dengan salah satu konstituennya, misalnya sepeda baru pada kalimat saya membeli sepeda baru.
  5. Frase endosentrik dibagi ke dalam tiga macam, yakni: frase endosentrik atributif, koordinatif, dan apositif.
    1.1.1 Frase Endosentrik Atributif
    Frase endosentrik atributif merupakan konstruksi sintaktis yang salah satu unsurnya memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan unsur lainnya. Unsur yang lebih tinggi dalam hal ini disebut unsur pusat atau inti, sedangkan unsur yang kedudukannya lebih rendah disebut atribut.
    a. rumah besar b. pintu kamar
    UP At UP At
  6. d. sebuah buku c. seorang pemimpin
    UP At At UP
    e. tadi pagi f. sudah pergi
    At UP At UP
    Frasa endosentris atributif dibedakan atas frasa endosentris atributif nominatif, frasa endosentris verbal, frasa endosentris atributif adjektival, frasa endosentris atributif numeralial, dan frasa endosentris atributif adverbial.
    1.1.2 Frase Endosentrik Koordinatif
    Frase endosentrik koordinatif merupakan konstruksi sintaktis yang memiliki dua unsur pusat atau lebih yang masing-masing berdistribusi paralel dengan keseluruhan frasa yang dibentuk.
  7. Menurut Arifin, (2008:25) frase endosentrik koordinatif dalam hal ini dapat dihubungkan dengan konjungsi dan, tetapi, atau, ataupun dan konjungsi korelatif baik…….maupun, makin……makin, misalnya kaya atau miskin, kaya ataupun miskin, pintar dan sombong, bodoh tetapi sombong, baik merah maupun biru, makin tua makin bermutu, dan sebagainya.
    1.1.3 Frase Apositif
    Frase apositif merupakan konstruksi sintaktis yang unsur-unsur langsungnya memiliki makna yang sama. Frasa endosentris aposistif dalam hal ini hanya memiliki satu unsur pusat ditambah aposisi yang berfungsi sebagai penjelas S, P, O maupun keterangan. Perhatikan contoh berikut!
  8. a. Adikkucucu kesayangan nenek, manja sekali.
    UP Ap
    b. Diamengajar,memenuhi tuganya sebagai guru UP Ap
    c. Hari ini, Sabtu 20 Oktober 1991, saya pergi ke Solo
    UP Ap
    1.2 Frase Eksosentrik
    Frasa jenis ini sering disebut sebagai frasa preposisional karena frasa ini terdiri dari preposisi sebagai penanda dan sumbu sebagai konstituen pesertanya, seperti frasa di bandung, dari rumah, pada dinding, terhadap dia, daripada menderita, dan lain-lain.
  9. Menurut Arifin, (2008:19), frase eksosentrik adalah frase yang sebagian atau seluruhnya tidak memiliki perilaku sintaksis yang sama dengan semua komponennya.
    Frase ini memiliki dua komponen. Komponen yang pertama berupa perangkai yang berwujud preposisi, partikel dan komponen yang kedua berupa sumbu. Frase yang berperangkai preposisi disebut sebagai frase preposisional (direktif) dan frase yang berperangkai partikel disebuat frase eksosentrik nondirektif.
    Frase eksosentrik direktif dapat menyatakan beberapa makna, sebagai berikut:
    • tempat, seperti di pasar, ke rumah, dan pada dinding,
    • asal arah, seperti dari kampung, dari sekolah,
    • asal bahan, seperti dari emas, dari tepung,
    • tujuan, seperti ke kampus, ke pasar,
    • peralihan, seperti kepada saya, terhadap Tuhan,
    • perihal, seperti tentang saya, akan kebaikan,
    • cara, seperti dengan baik, dengan senang,
    • alat, seperti dengan cangkul, dengan sepeda,
    • keberlangsungan, seperti sejak kemarin, sampai besok, dari tadi, sampai nanti,
    • penyamaan, seperti selaras dengan, sejalan dengan, dan
    • perbandingan, seperti seperti dia, sebagai bandingan.
  10. Frase eksosentrik nondirektif dibedakan ke dalam 2 bentuk, yakni: 1) frase eksosentrik nondirektif yang sebagaian atau seluruhnya memiliki perilaku yang sama dengan salah satu unsurnya, seperti si kancil, si terdakwa, kaum marginal, kaum pengusaha, dan sebagainya; 2) frase eksosentrik nondirektif yang tidak memiliki perilaku yang sama dengan bagian-bagianya, seperti yang mulya, yang besar, yang itu, dan sebagainya.
  11. 2. Klausa
    Kalusa adalah gabungan dua kata atau lebih yang setidaknya terdiri atas subjek dan predikat, serta berpotensi menjadi kalimat.
    Klausa dapat digolongkan berdasarkan hal-hal berikut:
    • Bedasarkan unsur interennya.
    • Ada atau tidaknya kata negatif yang secara gramatikal mengapit predikat.
    • Berdasarkan katagori kata atau frase yang menduduki fungsi predikat.
  12. 2.1 Klausa Berdasarkan Unsur Internalya
    Klausa dapat digolongkan ke dalam dua jenis, yakni: klausa lengkap dan tidak lengkap. Klausa lengkap berdasarkan struktur internalnya dibagi ke dalam dua jenis, yakni: klausa lengkap yang subjekya terletak di depan dan klausa lengkap yang subjeknya terletak di belakang, misalnya:
    badan orang itu sangat besar
    sangat besar badan orang itu
    andi pergi ke kali
    ke kali andi pergi
  13. Sementara itu, klausa tidak lengkap hanya terdiri atas predikat disertai objek, pelengkap, keterangan atau tidak, misalnya:
    a. sedang bermain-main
    b. menulis surat
    c. telah berangkat ke Jakarta
    2.2 Kalusa Berdasarakan Ada Tidaknya yang Menegatifkan Predikat
    Klausa dalam kaitannya dengan kriteria ini dibagi ke dalam dua macam, yakni: klausa positif dan klausa negatif.
    Klausa negatif adalah klausa yang memiliki kata-kata negatif yang secara gramatik menegatifkan predikat.
  14. Kata-kata negatif yang dimaksud dalam hal ini antara lain: tidak, bukan, belum, dan jangan.
    Klausa positif adalah klausa yang tidak memiliki kata-kata negatif yang secara gramatik menegatifkan predikat.

pembelajaran puisi dan citraan dalam puisi

SASTRA PUISI
Berdasarkan wujudnya, karangan dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:
1.Prosa, yaitu karangan yang berwujud kalimat-kalimat yang disatukan dalam alenia-alenia.
2.Puisi, yaitu karangan yang berwujud baris-baris yang disatukan menjadi bait-bait.
3.Drama, yaitu karangan yang berwujud dialog atau percakapan tokoh.

Sebagai salah satu bentuk seni, puisi tentulah memiliki keindahan. Keindahan puisi terwujud melalui pemilihan kata (diksi), rima dan irama, penggunaan citraan, tipografi (wujud puisi), dan gaya bahasa.

Diksi dan Bunyi dalam Puisi
Dalam pemilihan kata, penyair mempertimbangkannya dari segi ketepatan makna dan kemampuan kata-kata itu dalam menghasilkan bunyi yang indah. Bunyi yang indah dapat terbentuk oleh adanya rima (persamaan bunyi) dan irama (alunan pengucapan).
Keindahan bunyi pada puisi bukan sekadar karena kemerduannya saat dibaca, melainkan juga karena mampu menghadirkan suasana yang sesuai dengan isi puisi. Dengan demikian, puisi akan hadir dengan kesan yang kuat. Itulah sebabnya, terdapat kaitan erat antara pemilihan kata, kemerduan bunyi, dan suasana yang ingin digambarkan.
Untuk jelasnya, perhatikan penggalan puisi karya Rendra ini !

Surat Cinta
Kutulis surat ini
Kala hujan gerimis
Bagai bunyi tambur mainan
Anak-anak peri dunia yang gaib
Dan angin mendesah
Mengeluh dan mendesah
Wahai, dik Narti
Aku cinta kepadamu
....

Suasana apakah yang muncul dalam puisi tersebut ? Keriangan yang bercampur dengan kelembutan hati, bukan? Bandingkanlah dengan puisi karya Mansur Samin ini !

Pidato Seorang Demonstran

mereka telah tembak teman kita
ketika mendobrak sekretariat negara
sekarang jelas bagi saudara
bagaimana kebenaran hukum di Indonesia
....

Suasana kacau, marah, dan keras muncul dalam puisi tersebut jika dibaca.
Kemampuan kata-kata dalam puisi dalam menghadirkan suasana tertentu dibentuk oleh penekanan atas rangkaian bunyi tertentu. Dalam puisi di atas, bunyi /i/ dan /u/ yang dipadu dengan /r/, /t/, /n/ memunculkan suasana riang, sedangkan ketika /i/ dan /u/ dipadu dengan /m/, /ng/, /s/, /h/ melahirkan suasana lembut.

Perhatikan : ... hujan gerimis
... bunyi tambur mainan
anak-anak peri dunia yang gaib
...
Dan angin mendesah
mengeluh dan mendesah
....

Lain halnya dengan puisi kedua. Paduan bunyi /a/ dengan bunyi /k/ , /b/, dan /r/ berhasil memunculkan suasana marah, kacau, dan keras.
Bunyi-bunyi yang dimaksudkan untuk membentuk suasana puisi biasanya diulang-ulang hingga membentuk irama dan rima. Resapi keindahan bunyi pada kutipan puisi berikut :

a). ...
para pelayat melantun doa
gema pantulan lubuk jiwa
mengantar jeriazahmu ke makam
mentari sendu alam temaram
...
(Warisan 2, Piek Ardiyanto S.)

b) ...
Biar susah sungguh
mengingat kau penuh seluruh
caya-Mu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
...
(Doa, Chairil Anwar)
c). Perkabungan
Sehelai pita hitam
menjuntai pada lengan
mulut tercekam, mata terpejam,
kepala tertunduk dalam
- sungkawa pada korban para tiran.
(Sitok Srengenge)

Citraan dalam Puisi
Rima dalam puisi akan menghadirkan suasana atau perasaan yang diinginkan. Namun demikian, seperti apakah tepatnya suasana perasaan yang ingin diungkapkan penyair, tidak dapat sepenuhnya disajikan hanya melalui rima. Untuk memperjelas gambaran perasaan penyair, digunakanlah citraan, yaitu kata-kata yang menunjukkan gambaran (citra) tertentu. Dengan kata-kata yang menunjukkan citra atau gambaran itu, pembaca puisi akan lebih mudah membayangkan hal yang dimaksudkan oleh penyair. Gambaran atau citraan dalam puisi ada beberapa jenis, yaitu:
a.Citraan Penglihatan
Citraan ini terwujud dengan penggunaan kata yang merupakan hasil kerja indera penglihatan, misalnya gerimis, mainan anak-anak peri, mentari, temaram, jenazah, hitam, gelap, terang.
b.Citraan Pendengaran
Citraan ini terwujud dengan penggunaan kata yang merupakan hasil kerja indera pendengaran, misalnya bunyi tambur, mendesah, mengeluh, melantun doa, gema.
c.Citraan Penciuman
Citraan ini terwujud dengan penggunaan kata yang merupakan hasil kerja indera penciuman, misalnya wangi, anyir, harum.
d.Citraan Pengecapan
Citraan ini terwujud dengan penggunaan kata yang merupakan hasil kerja indera pengecap, misalnya asam, pahit, manis, gurih, sedap.
e.Citraan Perabaan
Citraan ini terwujud dengan penggunaan kata yang merupakan hasil kerja indera peraba, misalnya kasar, halus, licin, bergerigi, tajam, tumpul.
f.Citraan Gerak
Citraan ini terwujud dengan penggunaan kata yang menunjukkan gerakan tertentu, misalnya menjuntai, mulut tercekam, mata terpejam, mengantar, kepala tertunduk, mengusap, memukul, mendobrak.

Nilai dalam Puisi
Selain mengandung keindahan bahasa (berupa rima, irama, dan perlambangan), puisi juga mengandung nilai-nilai tertentu. Yang dimaksud nilai adalah konsep kebenaran atau ajaran yang dianggap penting bagi kehidupan.
Ada berbagai nilai yang dapat diungkapkan penyair, misalnya nilai keagamaan, nilai budaya, nilai sosial, dan nilai moral. Nilai-nilai dalam puisi berkaitan erat dengan pesan atau amanat yang ingin disampaikan penyairnya.
Nilai dan pesan puisi hanya akan diperoleh jika pembaca mampu memahami isi puisi. Nah, pemahaman atas puisi antaran lain dapat dilakukan dengan melakukan parafrase.

Memahami Isi Puisi
Lantaran bentuknya yang “padat”, memahami puisi tidaklah semudah prosa. Meski demikian, memahami isi puisi sesungguhnya tidak sesulit yang dibayangkan orang pada umumnya. Nah, jika kamu ingin memahami puisi, pertanyaan-pertanyaan berikut dapat kamu gunakan sebagai panduan:
1.Apakah kira-kira maksud judulnya?
2.Hal apakah yang dibicarakan penyair?
3.Sebagai siapakah penyair berbicara pada puisi itu?
4.Kepada siapakah penyair berbicara?
5.Dengan perasaan yang bagaimanakah penyair berbicara pada puisi itu?
6.Apa pendapat yang ingin disampaikan penyair melalui puisi itu?
7.Bagian-bagian manakah yang membuktikan jawaban-jawabanmu tadi?

Parafrase Puisi
Sebagaimana telah dikatakan di muka, dibandingkan dengan prosa, puisi umumnya lebih sulit dipahami. Hal ini dikarenakan puisi bersifat konsentif dan intensif. Artinya, hanya kata dan tanda baca yang mendukung makna dan keindahan saja yang disajikan. Kata-kata dan tanda baca yang tidak terlalu berkait “dihilangkan”. Karena itulah, pemahaman puisi dapat dilakukan dengan “mengembalikan” kata-kata yang “dihilangkan” itu. Dengan demikian, maksud yang ingin disampaikan penyair menjadi lebih mudah ditangkap. Cara ini disebut dengan parafrase.
Berdasarkan bentuknya, parafrase dibedakan menjadi dua model. Pertama, parafrase yang masih memperlihatkan puisi aslinya. Pada parafrase jenis ini kata-kata tambahan dituliskan dalam tanda kurung.
Kedua, parafrase yang sudah tidak memperlihatkan bentuk asli puisinya. Pada parafrase model ini tanda baca kurung tidak dipergunakan. Wujud parafrase ini benar-benar serupa dengan prosa.
Gar jelas, bacalah puisi yang dikutip dari kumpulan puisi Kaki Langit Sastra Pelajar berikut dan bandingkan dua model parafrasenya.

Bocah Terpaku

Apakah kau tahu bocah-bocah terpaku pada hampa
Mama! Bapakku di mana
Dan janda muda dibelai kasih tersisa
Anakku! bapakmu airmata

(karya Irfan Maulana)


Parafrase Model 1:

Bocah Terpaku

Apakah kau tahu (kesedihan) bocah-bocah yang hatinya terpaku pada (harapan dan hati yang) hampa
(tatkala ia bertanya kepada ibunya: ) Mama! Bapakku di mana
Dan (ibunya,) janda muda (yang) dibelai kasih tersisa
(menjawab) Anakku! (pertanyaanmu tentang) bapakmu (hanya akan menimbulkan kesedihan dan) airmata

Parafrase Model 2:
Bocah Terpaku
Apakah kau tahu akan sedihnya perasaan bocah-bocah yang hatinya tatkala ia bertanya kepada ibunya,” Mama, Bapakku di mana?”. Dan ibunya, janda muda yang telah ditinggal suaminya itu, hanya bisa menjawab: “Anakku, pertanyaanmu tentang bapakmu hanya menimbulkan kesedihan dan airmata bagiku dan juga bagimu.

A. Membaca Puisi dengan Lafal dan Intonasi Sesuai dengan Isinya
Membacakan puisi dengan menarik bisa menghibur orang lain. Akan tetapi, hal tersebut tidak dapat dilakukan sembarangan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Pemahaman
Pembaca puisi harus memahami benar makna puisi yang hendak dibacakan. Karena itu, ia harus memahami kata-kata dan perlambangan yang digunakan. Dengan pemahaman itu ia akan dapat memahami isi puisi yang akan dibacakannya.
Isi puisi meliputi makna dan perasaan penyair. Guna memahami keduanya, pertanyaan-pertanyaan berikut dapat digunakan sebagai panduan.
a.Hal apakah yang dibicarakan penyair pada puisinya itu?
b.Sebagai siapakah penyair berbicara pada puisi itu?
c.Kepada siapakah penyair berbicara pada puisi itu?
d.Dalam perasaan sedih, jengkel, marah, pasrah, gembira, cemburu, rindu, kecewa, sombong, atau bingungkah penyair berbicara pada puisi itu?
e.Di manakah kira-kira penyair berbicara pada puisi itu?
f.Pesan apakah yang ingin disampaikan penyair melalui puisi itu?

2. Intonasi
Intonasi terdiri atas jeda, tekanan (dinamik), dan tempo (cepat-lambat pengucapan). Jeda atau perhentian pengucapan sangat menentukan makna yang dimaksud. Peletakan jeda yang berbeda memungkinkan terjadinya perbedaan makna.
Contoh:

a.Adik Ibu Rini Astuti / sakit (Yang sakit adalah Ibu Rini Astuti)
b.Adik Ibu/ Rini Astuti/ sakit (yang sakit adik ibu. Adik ibu itu bernama Rini Astuti)
c.Adik Ibu Rini / Astuti / sakit (yang sakit adalah adik dari Ibu Rini. Ia bernama Astuti)
Tekanan menunjukkan bagian yang dipentingkan. Sedangkan cepat-lambat menunjukkan perasaan yang ingin diungkapkan. Dalam praktiknya, tekanan dan cepat-lambat terjalin erat. Bagian yang dipentingklan atau yang memperoleh tekanan biasanya diucapkan lebih lambat, sedangkan bagian yang tidak memperoleh tekanan, biasanya diucapkan lebih cepat.
Agar lebih jelas, ucapkanlah baris berikut. Berikanlah tekanan pada kata yang bercetak tebal dan rasakan perbedaan cepat-lambat pengucapannya.
Dialah guru bagi bangsa kami
Dialah guru bagi bangsa kami
Dialah guru bagi bangsa kami

3. Lafal
Yang dimaksud dengan lafal adalah ketepatan pengucapan . Pembaca puisi yang baik harus terampil membedakan kata-kata yang bunyi hampir sama, misalnya kata toko dengan tokoh, tahu – tahu (mengerti), baku dengan bakau, dan sebagainya. Untuk itu, ia harus melatih kelenturan alat ucapnya.

4. Ekspresi Mimik dan Gerak
Membaca puisi dengan menarik harus disertai dengan mimik atau ekspresi wajah dan gerak yang sesuai. Selain lebih menarik dilihat, mimik dan gerak yang sesuai akan menjadikan puisi yang dibacakan lebih mudah dipahami pendengar.

5. Volume
Yang dimaksud dengan volume adalah kerasnya suara. Pembaca puisi yang baik harus berusaha agar suaranya cukup mudah ditangkap pendengarnya. Betapa pun baiknya pembacaan, tentu sia-sia apabila tidak secara jelas ditangkap oleh telinga pendengar. Karena itu, kerasnya suara perlu diperhatikan, terutama jika pembacaan puisi tidak dibantu dengan alat pengeras suara.

Soal Latihan Semester dari Bab 7 Kelas 1
Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang pada pilihan (a), (b), (c), (d), atau (e)!
1.Tanda jeda diletakkan secara tepat pada ….
a. Akulah/ tempaan batu bulan/
Yang jatuh/ di malam kelam//
b. Akulah tempaan batu /bulan
Yang jatuh/ di malam kelam//
c. Akulah / tempaan batu bulan/
Yang jatuh di malam kelam//
d. Akulah tempaan / batu bulan//
Yang jatuh di malam kelam//
e. Akulah tempaan batu bulan//
Yang jatuh/ di malam kelam//

2.Purnama
Bulan mengembara pada telaga
Dunia miliknya
Semalam Cuma
Bulan di sana cahaya di sini
Semalam Cuma
(karya Dodi Gunawan)

Nilai yang diungkapkan dalam puisi di atas adalah ….
a.Nilai budaya
b.Nilai keagamaan
c.Nilai sosial
d.Nilai moral
e.Nilai pengetahuan

3.Kalimat berikut tergolong kalimat efektif, kecuali …
a.Atas perhatiannya diucapkan terima kasih
b.Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih
c.Atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih
d.Atas perhatian Ibu, kami ucapkan banyak terima kasih
e.Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih
4.Penulisan bagian surat dinas yang benar adalah ….
a.Semarang, 3 Maret 2006
b.5 Januari 2007.
c.Yth. Bapak Kapolres Sukabumi
di Sukabumi
d.Dengan hormat,
e.Hormat kami.
5.Kalimat surat yang menggunakan kata secara tepat adalah ….
a.Dengan ini kami meminta kesediaan Bapak untuk berkenan hadir pada rapat pengurus pada …
b.Dengan ini kami mengharap kehadiran Bapak untuk datang pada rapat pengurus pada …
c.Denga ini kami memohon kehadiran Bapak untuk dapat hadir pada rapat pengurus pada
d.Dengan ini kami mengharap kehadiran Bapak untuk hadir pada rapat pengurus pada …
e.Dengan ini kami mengundang kehadiran Bapak untuk datang pada rapat pengurus pada …
6.Konjungtor antarkalimat digunakan secara tepat pada ….
a.Pembacaan puisinya sangat menyentuh hati sehingga banyak penonton yang menitikkan air mata
b.Pembacaan puisinya sangat menyentuh hati.Sehingga, banyak penonton yang menitikkan air mata
c.Pembacaan puisinya sangat menyentuh hati. Maka, sehingga banyak penonton yang menitikkan air mata
d.Pembacaan puisinya sangat menyentuh hati karena itu, banyak penonton yang menitikkan air mata
e.Pembacaan puisinya sangat menyentuh hati. Karen itu, banyak penonton yang menitikkan air mata

Esai:
1.Kepala sekolahmu mengundang para orang tua / wali murid kelas 12 untuk menghadiri acara Perpisahan Siswa Kelas 12. Buatlah surat undangan untuk keperluan tersebut!

D. Sastra Melayu Klasik

Karya satra Melayu klasik? Apa pula itu? Karya sastra Melayu klasik merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut segala karya sastra berbahasa Melayu yang dibuat sebelum tahun 1920. Karya sastra berbahasa Melayu yang dibuat sesudah tahun 1920 disebut karya sastra Indonesia. Pasalnya, tahun 1920 (awal Angkatan Balai Pustaka) merupakan awal lahirnya sastra Indonesia. Kamu tentu tahu, pada persitiwa Sumpah Pemuda 1928 bahasa Melayu telah diangkat sebagai bahasa nasional Indonesia.
Bentuk karya sastra Melayu klasik ada berbagai macam. Yang berbentuk puisi terdiri atas mantra, syair, pantun, pepatah, ibarat, dan sebagainya. Sedangkan yang berupa prosa terbagi atas beberapa jenis, antara lain:
1.Hikayat atau cerita tentang tokoh terkenal, biasanya raja atau keluarga raja.
2.Legenda atau kisah tentang asal usul suatu tempat
3.Mite atau kisah tentang dewa-dewa atau mahluk gaib
4.Sage atau kisah tentang kepahlawanan seseorang
5.Fabel atau kisah yang tokohnya binatang
6.Parabel atau ajaran agama yang disajikan dalam bentuk kisah sebagai perumpamaan
7.Epos atau cerita besar tentang kepahlawanan
8.Cerita jenaka atau kisah yang berisi kelucuan
9.Sejarah atau kisah yang berkait dengan sejarah. Berbeda dengan ilmu sejarah, kisah sejarah pada satra Melayu klasik dibumbui dengan hal-hal fantastis sehingga tidak masuk akal dan belum tentu terbukti kebenarannya.

KRITIK, ESAI, DAN GURINDAM


KRITIK
Kritik secara etimologis berasal dari bahasa Yunani κριτικός, kritikós - "yang membedakan", kata ini sendiri diturunkan dari bahasa Yunani Kuna κριτής, krités, artinya "orang yang memberikan pendapat beralasan" atau "analisis", "pertimbangan nilai", "interpretasi", atau "pengamatan". Istilah ini biasa dipergunakan untuk menggambarkan seorang pengikut posisi yang berselisih dengan atau menentang objek kritikan.
Kritikus modern mencakup kaum profesi atau amatir yang secara teratur memberikan pendapat atau menginterpretasikan seni pentas atau karya lain (seperti karya seniman, ilmuwan, musisi atau aktor) dan, biasanya, menerbitkan pengamatan mereka, sering di jurnal ilmiah. Kaum kritikus banyak jumlahnya di berbagai bidang, termasuk kritikus seni, musik, film, teater atau sandiwara, rumah makan dan penerbitan ilmiah.
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Kritik

ESAI
Esai adalah sebuah tulisan yang menggambarkan opini si penulis tentang subyek tertentu yang coba dinilainya. Sebuah esai dasar bisa dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
Pertama, pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang subyek yang akan dinilai oleh si penulis tersebut.
Kedua, tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek.
Ketiga, adalah bagian akhir yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang subyek yang dinilai oleh si penulis.
Jika dipetakan mengenai langkah-langkah membuat esai, bisa dirunut sebagai berikut:
1.Menentukan tema atau topik
2.Membuat outline atau garis besar ide-ide yang akan kita bahas
3.Menuliskan pendapat kita sebagai penulisnya dengan kalimat yang singkat dan jelas
4.Menulis tubuh esai; memulai dengan memilah poin-poin penting yang akan dibahas, kemudian buatlah beberapa subtema pembahasan agar lebih memudahkan pembaca untuk memahami maksud dari gagasan kita sebagai penulisnya, selanjutnya kita harus mengembangkan subtema yang telah kita buat sebelumnya.
5.Membuat paragraf pertama yang sifatnya sebagai pendahuluan. Itu sebabnya, yang akan kita tulis itu harus merupakan alasan atau latar belakang alasan kita menulis esai tersebut.
6.Menuliskan kesimpulan. Ini penting karena untuk membentuk opini pembaca kita harus memberikan kesimpulan pendapat dari gagasan kita sebagai penulisnya. Karena memang tugas penulis esai adalah seperti itu. Berbeda dengan penulis berita di media massa yang seharusnya (memang) bersikap netral.
7.Jangan lupa untuk memberikan sentuhan akhir pada tulisan kita agar pembaca merasa bisa mengambil manfaat dari apa yang kita tulis tersebut dengan mudah dan sistematis sehingga membentuk kerangka berpikir mereka secara utuh.
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Esai



Gurindam
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Gurindam 12 oleh Raja Ali Haji (Pahlawan Nasional), Tanjung Pinang
Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawaban nya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.

GURINDAM 12 KARYA RAJA ALI HAJI
Gurindam I
Ini gurindam pasal yang pertama:
Barang siapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat,
maka ia itulah orang ma'rifat
Barang siapa mengenal Allah,
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari.
Barang siapa mengenal dunia,
tahulah ia barang yang terpedaya.
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah ia dunia melarat.

Gurindam II
Ini gurindam pasal yang kedua:
Barang siapa mengenal yang tersebut,
tahulah ia makna takut.
Barang siapa meninggalkan sembahyang,
seperti rumah tiada bertiang.
Barang siapa meninggalkan puasa,
tidaklah mendapat dua temasya.
Barang siapa meninggalkan zakat,
tiadalah hartanya beroleh berkat.
Barang siapa meninggalkan haji,
tiadalah ia menyempurnakan janji.

Gurindam III
Ini gurindam pasal yang ketiga:
Apabila terpelihara mata,
sedikitlah cita-cita.
Apabila terpelihara kuping,
khabar yang jahat tiadalah damping.
Apabila terpelihara lidah,
nescaya dapat daripadanya faedah.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,
daripada segala berat dan ringan.
Apabila perut terlalu penuh,
keluarlah fi'il yang tiada senonoh.
Anggota tengah hendaklah ingat,
di situlah banyak orang yang hilang semangat
Hendaklah peliharakan kaki,
daripada berjalan yang membawa rugi.

Gurindam IV
Ini gurindam pasal yang keempat:
Hati kerajaan di dalam tubuh,
jikalau zalim segala anggota pun roboh.
Apabila dengki sudah bertanah,
datanglah daripadanya beberapa anak panah.
Mengumpat dan memuji hendaklah fikir,
di situlah banyak orang yang tergelincir.
Pekerjaan marah jangan dibela,
nanti hilang akal di kepala.
Jika sedikitpun berbuat bohong,
boleh diumpamakan mulutnya itu pekong.
Tanda orang yang amat celaka,
aib dirinya tiada ia sangka.
Bakhil jangan diberi singgah,
itupun perampok yang amat gagah.
Barang siapa yang sudah besar,
janganlah kelakuannya membuat kasar.
Barang siapa perkataan kotor,
mulutnya itu umpama ketur.
Di mana tahu salah diri,
jika tidak orang lain yang berperi.

Gurindam V
Ini gurindam pasal yang kelima:
Jika hendak mengenal orang berbangsa,
lihat kepada budi dan bahasa,
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
sangat memeliharakan yang sia-sia.
Jika hendak mengenal orang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia.
Jika hendak mengenal orang yang berilmu,
bertanya dan belajar tiadalah jemu.
Jika hendak mengenal orang yang berakal,
di dalam dunia mengambil bekal.
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,
lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.

Gurindam VI
Ini gurindam pasal yang keenam:
Cahari olehmu akan sahabat,
yang boleh dijadikan obat.
Cahari olehmu akan guru,
yang boleh tahukan tiap seteru.
Cahari olehmu akan isteri,
yang boleh menyerahkan diri.
Cahari olehmu akan kawan,
pilih segala orang yang setiawan.
Cahari olehmu akan abdi,
yang ada baik sedikit budi,

Gurindam VII
Ini Gurindam pasal yang ketujuh:
Apabila banyak berkata-kata,
di situlah jalan masuk dusta.
Apabila banyak berlebih-lebihan suka,
itulah tanda hampir duka.
Apabila kita kurang siasat,
itulah tanda pekerjaan hendak sesat.
Apabila anak tidak dilatih,
jika besar bapanya letih.
Apabila banyak mencela orang,
itulah tanda dirinya kurang.
Apabila orang yang banyak tidur,
sia-sia sahajalah umur.
Apabila mendengar akan khabar,
menerimanya itu hendaklah sabar.
Apabila menengar akan aduan,
membicarakannya itu hendaklah cemburuan.
Apabila perkataan yang lemah-lembut,
lekaslah segala orang mengikut.
Apabila perkataan yang amat kasar,
lekaslah orang sekalian gusar.
Apabila pekerjaan yang amat benar,
tidak boleh orang berbuat onar.

Gurindam VIII
Ini gurindam pasal yang kedelapan:
Barang siapa khianat akan dirinya,
apalagi kepada lainnya.
Kepada dirinya ia aniaya,
orang itu jangan engkau percaya.
Lidah yang suka membenarkan dirinya,
daripada yang lain dapat kesalahannya.
Daripada memuji diri hendaklah sabar,
biar pada orang datangnya khabar.
Orang yang suka menampakkan jasa,
setengah daripada syirik mengaku kuasa.
Kejahatan diri sembunyikan,
kebaikan diri diamkan.
Keaiban orang jangan dibuka,
keaiban diri hendaklah sangka.

Gurindam IX
Ini gurindam pasal yang kesembilan:
Tahu pekerjaan tak baik,
tetapi dikerjakan,
bukannya manusia yaituiah syaitan.
Kejahatan seorang perempuan tua,
itulah iblis punya penggawa.
Kepada segaia hamba-hamba raja,
di situlah syaitan tempatnya manja.
Kebanyakan orang yang muda-muda,
di situlah syaitan tempat berkuda.
Perkumpulan laki-laki dengan perempuan,
di situlah syaitan punya jamuan.
Adapun orang tua yang hemat,
syaitan tak suka membuat sahabat
Jika orang muda kuat berguru,
dengan syaitan jadi berseteru.

Gurindam X
Ini gurindam pasal yang kesepuluh:
Dengan bapa jangan durhaka,
supaya Allah tidak murka.
Dengan ibu hendaklah hormat,
supaya badan dapat selamat.
Dengan anak janganlah lalai,
supaya boleh naik ke tengah balai.
Dengan isteri dan gundik janganlah alpa,
supaya kemaluan jangan menerpa.
Dengan kawan hendaklah adil supaya tangannya jadi kafill.

Gurindam XI
Ini gurindam pasal yang kesebelas:
Hendaklah berjasa,
kepada yang sebangsa.
Hendaklah jadi kepala,
buang perangai yang cela.
Hendaklah memegang amanat,
buanglah khianat.
Hendak marah,
dahulukan hajat.
Hendak dimulai,
jangan melalui.
Hendak ramai,
murahkan perangai.

Gurindam XII
Raja muafakat dengan menteri,
seperti kebun berpagarkan duri.
Betul hati kepada raja,
tanda jadi sebarang kerja.
Hukum adil atas rakyat,
tanda raja beroleh anayat.
Kasihan orang yang berilmu,
tanda rahmat atas dirimu.
Hormat akan orang yang pandai,
tanda mengenal kasa dan cindai.
Ingatkan dirinya mati,
itulah asal berbuat bakti.
Akhirat itu terlalu nyata,
kepada hati yang tidak buta.

Membuat Media Pembelajaran Interaktif dengan Piranti Lunak Presentasi

Ouda Teda Ena
ILCIC (Indonesian Language and Culture Intensive Course)
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Sampai saat ini media pembelajaran interaktif BIPA belum berkembang dengan optimal di Indonesia. Salah satu kendala pengembangan media pembelajaran interaktif adalah kurang dikuasainya teknologi pengembangan media interaktif oleh para pengajar dan pengelola BIPA di Indonesia.
Piranti lunak pengembangan materi pembelajaran yang ada saat ini seperti Course Builder, Visual Basic, atau Dream weaver cukup rumit sehingga hanya dikuasai oleh para pemrogram komputer sedangkan pengelola BIPA pada umumnya hanya menguasai pembelajaran bahasa. Jadi pengembangan materi pembelajaran interaktif dengan komputer kurang optimal.
Pengembangan media pembelajaran BIPA interaktif bisa optimal dengan kerjasama antara programer komputer dengan pengelola program BIPA. Yang lebih ideal adalah seorang pengelaloa BIPA menguasai program komputer.
Tujuan dari lokakarya ini adalah membuat media pembelajaran BIPA secara mudah, bahkan untuk orang yang buta program komputer sekalipun.
Pembuatan media pembelajaran BIPA interaktif ini akan menggunakan piranti lunak presentasi Microsoft Powerpoint 2000, sebuah piranti lunak yang memberikan banyak sekali manfaat bagi pembelajaran bahasa. Dua keuntungan pokok dari piranti lunak ini adalah:
(a) tersedia di semua komputer berprogram Microsoft Office;
(b) dapat dikembangkan oleh orang yang buta program komputer.
Meskipun piranti lunak ini mudah dan sederhana namun dapat memberikan manfaat yang besar bagi pembelajaran bahasa. Piranti lunak ini dapat menampilkan teks, gambar, suara, dan video. Dengan demikian, piranti lunak ini bisa mengakomodasi semua kegiatan pembelajaran bahasa interaktif seperti mendengarkan, membaca, menulis dan juga bermain language games. Tampilan yang dihasilkan dari piranti lunak ini bisa semenarik program yang dibangun dengan piranti lunak yang canggih.

A. Pembelajaran Bahasa
Pembelajaran bahasa asing adalah sebuah proses yang kompleks dengan berbagai fenomena yang pelik sehingga tidak mengherankan kalau hal ini bisa mempunyai arti yang berbeda-beda bagi setiap orang (Ellis, 1994). Pembelajaran ini dipengaruhi beberapa faktor. Faktor-faktor utama yang berkaitan erat dengan pemerolehan bahasa asing adalah bahasa pembelajar, faktor eksternal pembelajar, faktor internal pembelajar, dan pembelajar sebagai individu.
Bahasa pembelajar adalah salah satu gejala yang banyak diamati para peneliti untuk melihat pemerolehan bahasa asing. Salah satu gejala dari bahasa pembelajar ini misalnya adalah kesalahan. Dengan mengamati kesalahan yang ada dapat dilihat proses pemerolehan bahasa seseorang yang pada gilirannya pendekatan pembelajaran atau pengajaran tertentu dapat diterapkan.
Faktor di luar ataupun di dalam pembelajr sendiri adalah aspek yang tidak kalah pentingnya untuk dapat memahami pemerolehan bahasa. Faktor di luar pembelajar misalnya adalah lingkungan dan interaksi. Dua faktor ini sangat mempengaruhi perkembangan pemerolehan bahasa asing. Sedangkan faktor internal dari pembelajar diantaranya adalah pengaruh dari bahasa pertama atau bahasa lain. Faktor lain yang tak kalah pentingnya adalah pembelajar sendiri sebagai seorang individu. Setiap pembelajar tentu mempunyai perbedaan dengan pembelajar lain. Mereka mempunyai strategi pembelajaran yang berbeda.
Media pembelajaran interaktif adalah sebuah media yang dibuat guna memenuhi berbagai kebutuhan pembelajar bahasa asing pada waktu salah satu atau semua faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa kedua ini sulit didapatkan.

B. Media Pembelajaran
Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997). Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media.
Bentuk-bentuk stimulus bisa dipergunakan sebagai media diantaranya adalah hubungan atau interaksi manusia; realia; gambar bergerak atau tidak; tulisan dan suara yang direkam. Kelima bentuk stimulus ini akan membantu pembelajar mempelajari bahasa asing. Namun demikian tidaklah mudah mendapatkan kelima bentuk itu dalam satu waktu atau tempat.
Tehnologi komputer adalah sebuah penemuan yang memungkinkan menghadirkan beberapa atau semua bentuk stimulus di atas sehingga pembelajaran bahasa asing akan lebih optimal. Namun demikian masalah yang timbul tidak semudah yang dibayangkan. Pengajar adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk merealisasikan kelima bentuk stimulus tersebut dalam bentuk pembelajaran. Namun kebanyakan pengajar tidak mempunyai kemampuan untuk menghadirkan kelima stimulus itu dengan program komputer sedangkan pemrogram komputer tidak menguasai pembelajaran bahasa.
Jalan keluarnya adalah merealisasikan stimulus-stimulus itu dalam program komputer dengan menggunakan piranti lunak yang mudah dipelajari sehingga dengan demikian para pengajar akan dengan mudah merealisasikan ide-ide pengajarannya.
Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Media pembelajaran harus meningkatkan motivasi pembelajar. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada pembelajar. Selain itu media juga harus merangsang pembelajar mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan pembelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong mahasiswa untuk melakukan praktek-praktek dengan benar.
Ada beberapa kriteria untuk menilai keefektifan sebuah media. Hubbard mengusulkan sembilan kriteria untuk menilainya (Hubbard, 1983). Kreteria pertamanya adalah biaya. Biaya memang harus dinilai dengan hasil yang akan dicapai dengan penggunaan media itu. Kriteria lainnya adalah ketersedian fasilitas pendukung seperti listrik, kecocokan dengan ukuran kelas, keringkasan, kemampuan untuk dirubah, waktu dan tenaga penyiapan, pengaruh yang ditimbulkan, kerumitan dan yang terakhir adalah kegunaan. Semakin banyak tujuan pembelajaran yang bisa dibantu dengan sebuah media semakin baiklah media itu.
Kriteria di atas lebih diperuntukkan bagi media konvensional. Thorn mengajukan enam kriteria untuk menilai multimedia interaktif (Thorn, 1995). Kriteria penilaian yang pertama adalah kemudahan navigasi. Sebuah program harus dirancang sesederhana mungkin sehingga pembelajar bahasa tidak perlu belajar komputer lebih dahulu. Kriteria yang kedua adalah kandungan kognisi, kriteria yang lainnya adalah pengetahuan dan presentasi informasi. Kedua kriteria ini adalah untuk menilai isi dari program itu sendiri, apakah program telah memenuhi kebutuhan pembelajaran si pembelajar atau belum. Kriteria keempat adalah integrasi media di mana media harus mengintegrasikan aspek dan ketrampilan bahasa yang harus dipelajari. Untuk menarik minat pembelajar program harus mempunyai tampilan yang artistik maka estetika juga merupakan sebuah kriteria. Kriteria penilaian yang terakhir adalah fungsi secara keseluruhan. Program yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh pembelajar. Sehingga pada waktu seorang selesai menjalankan sebuah program dia akan merasa telah belajar sesuatu.
C. Pembelajaran Bahasa dengan Komputer
Komputer telah mulai diterapkan dalam pembelajaran bahasa mulai 1960 (Lee, 1996). Dalam 40 tahun pemakaian komputer ini ada berbagai periode kecenderungan yang didasarkan pada teori pembelajaran yang ada. Periode yang pertama adalah pembelajaran dengan komputer dengan pendekatan behaviorist. Periode ini ditandai dengan pembelajaran yang menekankan pengulangan dengan metode drill dan praktek. Periode yang berikutnya adalah periode pembelajaran komukatif sebagai reaksi terhadap behaviorist. Penekanan pembelajaran adalah lebih pada pemakaian bentuk-bentuk tidak pada bentuk itu sendiri seperti pada pendekatan behaviorist.
Periode atau kecenderungan yang terakhir adalah pembelajaran dengan komputer yang integratif. Pembelajaran integratif memberi penekan pada pengintegrasian berbagai ketrampilan berbahasa, mendengarkan, berbicara, menulis dan membaca dan mengintegrasikan tehnologi secara lebih penuh pada pembelajaran.
Lee merumuskan paling sedikit ada delapan alasan pemakaian komputer sebagai media pembelajaran (Lee, 1996) Alasan-alasan itu adalah: pengalaman, motivasi, meningkatkan pembelajaran, materi yang otentik, interaksi yang lebih luas, lebih pribadi, tidak terpaku pada sumber tunggal, dan pemahaman global.
Dengan tersambungnya komputer pada jaringan internet maka pembelajar akan mendapat pengalaman yang lebih luas. Pembelajar tidak hanya menjadi penerima yang pasif melainkan juga menjadi penentu pembelajaran bagi dirinya sendiri. Pembelajaran dengan komputer akan memberikan motivasi yang lebih tinggi karena komputer selalu dikaitkan dengan kesenangan, permainan dan kreativitas. Dengan demikian pembelajaran itu sendiri akan meningkat.
Pembelajaran dengan komputer akan memberi kesempatan pada pembelajar untuk mendapat materi pembelajaran yang otentik dan dapat berinteraksi secara lebih luas. Pembelajaran pun menjadi lebih bersifat pribadi yang akan memenuhi kebutuhan strategi pembelajaran yang berbeda-beda.
Di samping kelebihan dan keuntungan dari pembelajaran dengan komputer tentu saja ada kekurangan dan kelemahannaya. Hambatan pemakaian komputer sebagai media pembelajaran antara lain adalah: hambatan dana, ketersediaan piranti lunak dan keras komputer, keterbatasan pengetahuan tehnis dan teoris dan penerimaan terhadap tehnologi.
Dana bagi penyediaan komputer dengan jaringannya cukup mahal demikian untuk piranti lunak dan kerasnya. Media pembelajaranpun kurang berkembang karena keterbatasan pengetahuan tehnis dari pengajar atau ahli pengajaran dan keterbatasan pengetahuan teoritis pembelajaran bahasa dari para pemrogram.

D. Microsoft Powerpoint 2000
Microsoft Powerpoint 2000 adalah program aplikasi presentasi yang merupakan salah satu program aplikasi di bawah Microsoft Office. Keuntungan terbesar dari program ini adalah tidak perlunya pembelian piranti lunak karena sudah berada di dalam Microsoft Office. Jadi pada waktu penginstalan program Microsoft Office dengan sendirinya program ini akan terinstal. Hal ini akan mengurangi beban hambatan pengembangan pembelajaran dengan komputer seperti dikemukakan oleh Lee.
Keuntungan lain dari program ini adalah sederhananya tampilan ikon-ikon. Ikon-ikon pembuatan presentasi kurang lebih sama dengan ikon-ikon Microsoft Word yang sudah dikenal oleh kebanyakan pemakai komputer. Pemakai tidak harus mempelajari bahasa pemrograman. Dengan ikon yang dikenal dan pengoprasian tanpa bahasa program maka hambatan lain dari pembelajaran dengan komputer dapat dikurangi yaitu hanbatan pengetahuan tehnis dan teori. Pengajar atau ahli bahasa dapat membuat sebuah program pembelajaran bahasa tanpa harus belajar bahasa komputer terlebih dahulu.
Meskipun program aplikasi ini sebenarnya merupakan program untuk membuat presentasi namun fasilitas yang ada dapat dipergunakan untuk membuat program pembelajaran bahasa. Program yang dihasilkanpun akan cukup menarik. Keuntungan lainnya adalah bahwa program ini bisa disambungkan ke jaringan internet.
1. Memasukkan Teks, Gambar, Suara dan Video
Fasilitas yang penting dari program apliokasi ini adalah fasilitas untuk menampilkan teks. Dengan fasilitas ini pembuat program bisa menampilkan berbagai teks untuk berbagai keperluan misalnya untuk pembelajaran menulis, membaca atau pembelajaran yang lain.
Cara memasukan teks ke dalam program aplikasi ini cukuip sederhana. Sesudah pemakai menghidupkan komputer dan masuk program Power point 2000 dan sesudah memilih jenis tampilan layar maka pemakai dapat menekan menu insert sesudah itu akan muncul berbagai pilihan. Salah satu pilihan itu adalah insert textbox. Tekan menu ini dan akan muncul kotak teks di dalam tampilan presentasi. Langkah berikutnya adalah mengkopi teks yang ingin dimasukkan dan kemudian menempelkannya (paste) pada kotak yang tersedia. Apabila tidak ingin mengkopi bisa juga menulis langsung dalan kotak teks yang sudah tersedia.
Untuk memasukan gambar langkahnyapun sama dengan cara memasukkan teks. Pertama tekan menu insert sesudah itu pilih menu insert picture. Sesudah menu ini dipilih akan muncul dua pilihan from file ... dan from clip art... Apabila pemrogram ingin memasukkan gambar dari file maka tekan pilihan pertama dan apabila ingin memakai gambar dari clip art yang sudah ada di komputer maka tekan pilihan yang kedua.
Suara dan video merupakan dua fasilitas yang disediakan oleh Microsoft Powerpoint 2000 yang sangat mendukung pemrograman pembelajaran bahasa. Untuk memasukkan video tekan menu insert dan selanjutnya tekan menu movies and sounds. Maka akan muncul dua pilihan untuk masing-masing. Untuk suara (sounds) akan muncul sounds from file dan sounds from Gallery demikian pula untuk movies akan muncul pilihan Movies from file atau Movies from Gallery. Pemrogram tinggal memilih jenis file yang akan dimasukkan.
2. Membuat tampilan menarik
Tampilan yang manarik akan meningkatkan minat dan motivasi pembelajar untuk menjalankan program. Ada beberapa fasilitas yang disediakan untuk membuat tampilan menarik. Fasilitas yang pertama adalah background. Background akan memperindah tampilan program. Ada beberapa jenis background yang ditawarkan, yang pertama adalah dengan memberi warna, yang kedua dengan memberi tekstur dan yang ketiga adalah memasang gambar dari file sendiri.
Langkah pemasangan background adalah dengan menekan menu format dan kemudian menekan menu background. Sesudah itu akan muncul pilihan background fill, more color dan fill effects. Apabila pemrogram ingin memilih warna yang sudah ada maka tekan apply, apabila ingin memilih warna sendiri tekan more color, pilih warna dan tekan apply, dan apabila ingin memberi tekstur atau gambar sendiri maka tekan fill effects, pilih tekstur atau gambar dan tekan apply.
Fasilitas lain yang akan membuat tampilan lebih menarik adalah fasilitas animasi. Dengan fasilitas ini gambar-gambar dan teks akan muncul ke layar dengan cara tampil yang bervariasi. Fasilitas animasi ini memungkinkan gambar atau objek lain tampil dari arah yang berbeda atau dengan cara yang berbeda. Objek bisa melayang dari atas, bawah, kanan, kiri, atau dari sudut. Objek juga bisa muncul dari tengah atau dari pinggir. Dengan sedikit kreatifitas fasilitas ini bisa menghasilkan language games yang menarik.
Pembuatan animasi dimulai dengan memilih objek yang akan dibuat animasi dengan cara mengklik objek itu. Sesudah itu pilih menu Slide Show dan kemudian memilih menu Custom Animation. Sesudah menekan menu itu akan muncul berbagai pilihan diantaranya order and timing untuk mengatur urutan dan waktu tampil ke layar dan juga pilihan effects untuk mengatur efek yang diinginkan.
3. Membuat Hyperlink
Fasilitas ini sangat penting dan sangat mendukung pembelajaran bahasa karena dengan hyperlink program bisa terhubung ke program lain atau ke jaringan internet. Hyperlink atau hubungan dalam satu program akan memungkinkan programer memberikan umpan balik secara langsung terhadap proses pembelajaran. Hubungan dengan program lain akan memperkaya fasilitas yang mendukung pembelajaran dan hubungan dengan internet akan membuka berbagai kemungkinan pembelajaran yang lebih luas, pribadi dan otentik.
Langkah pembuatan hyuperlink adalah dengan memilih objek yang akan kita link ke program lain atau internet. Sesudah kita memilih objek kita mengklik menu insert dan kemudian mengklik menu hyperlink maka akan muncul dialog box dan kemudian kita menuliskan alamat yang dituju misalnya sebuah file atau sebuah situs web dan kemudian mengklik OK maka objek itu akan tersambung ke alamat yang ditulis. Cara yang kedua adalah melalui menu slide show dan kemudian menekan action settings, sesudah itu akan muncul dialog box. Dengan mengisikan alamat dan mengklik OK maka objek akan tersambung ke alamat yang diinginkan.
Fasilitas-fasilitas diatas adalah fasilitas utama dalam pengembangan materi pembelajaran bahasa dengan Microsoft Powerpoint 2000. Fasilitas yang lain adalah fasilitas tambahan untuk membuat tampilan program lebih menarik dan mudah digunakan.

E. Mengembangkan Pembelajaran Ketrampilan Berbahasa dengan Microsoft Powerpoint 2000

Pengembangan materi pembelajaran khususnya mendengarkan dan membaca dapat dikembangkan secara mudah dengan program ini. Materi pembelajaran bahasa yang dihasilkan oleh program aplikasi inipun cukup menarik, khususnya materi pembelajaran yang berupa permainan.
1. Membaca
Fasilitas menampilkan teks dalam program aplikasi ini memungkinkan pembuatan materi pembelajaran ketrampilan membaca dengan mudah. Pembuat program bisa memasukan teks dalam slide pertama, kemudian memasukan latihan dlam slide kedua dan umpan balik latihan dalam slide berikutnya. Untuk memperindah tampilan teks-teks bacaan juga bisa dilengkapi dengan berbagai gambar. Apabila pembuat ingin memberikan materi pembelajaran yang lebih otentik maka bisa diberikan satu alamat situs web. Pembelajar akan membaca teks di situs itu kemudian kembali ke program dan mengerjakan latihan yang ada dan kemudian melihat slide umpan balik.
2. Mendengarkan
Dengan adanya fasilitas memasukkan suara dan video maka pembelajaran ketrampilan mendengarkan mempunyai lebih banyak pilihan variasi. Pemrogram bisa membuat bahan pembelajaran dengan video ataupun audio. Seperti halnya pada membaca materi pembelajaran, latihan-latihan dan umpan balik dapat diberikan di slide-slide yang berbeda. Fasilitas hyperlink yang memungkinkan program dihubungkan dengan jaringan internet akan memperkaya penyediaan bahan pembelajaran.
3. Menulis dan Berbicara
Keterbatasan program aplikasi ini adalah pada umpan balik yang berupa tulisan. Program ini tidak mempunyai fasilitas yang memungkinkan pembelajar memberikan umpan balik dalam bentuk tulisan atau suara. Namun demikian keterbatasan program dalam menyediakan fasilitas untuk umpan balik suara ini bisa diatasi dengan strategi pembelajaran gabungan, yaitu menggabungkan pembelajaran mandiri dan berpasangan. Sesudah menjalankan program komputer pembelajar diberi tugas untuk berinteraksi dengan pembelajar yang lain.
Sedangkan untuk mengatasi keterbatasan dalam memberika umpan balik berupa tulisan dapat diatasi dengan mempergunakan fasilitas hyperlink. Pada waktu ada tugas menulis pembelajar dihubungan dengan program yang mempunyai fasilitas menulis seperti Microsoft Word misalnya.

F. Membuat Permainan
Fasilitas-fasilitas yang ada diatas juga sangat mendukung pengembangan bahan pembelajaran yang berupa permainan. Permainan yang ketrampilan yang menyerupai hangman atau mine sweep dapat dikembangkan dengan program aplikasi ini demikian pula permainan yang mengandalkan kecepatan.
Tiap-tiap permainan yang dibuat tentu saja harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Permainan penyapu ranjau (mine sweep) misalnya dapat dipakai untuk memfasilitasi pembelajaran kosa kata, sistem verba bahasa Indonesia atau pembelajaran kata depan.

G. Keterbatasan Program
Selain keunggulan yang telah dikemukakan program aplikasi ini mempunyai beberapa keterbatasan. Keterbatasan utamanya ialah pembelajar tidak bisa berinteraksi langsung untuk menuliskan komentar ataupun menjawab pertanyaan yang ada. Fasilitas yang ada hanya memfasilitasi tanggapan dalam bentuk pilihan.
Namun dengan keterbatasan ini program ini tetap menawarkan fasilitas yang cukup untuk membuat sebuah program pembelajaran bahasa dengan mudah dengan hasil yang menarik. Selamat mencoba.


References

Bovee, Courland. 1997. Business Communication Today, Prentice Hall: New York.
Brown, H. Douglas. 1994. Principles of Language Learning and Teaching, Prentice Hall Regents: New Jersey.
Davis, Ben. 1991. Teaching with Media, a paper presented at Technology and Education Conference in Athens, Greece.
Elliot, Stephen N et al,. 1996. Educational Psychology, Brown and Benchmark: Dubuque, Iowa.
Hubbard, Peter et al. 1983. A Training Course for TEFL, Oxford University Press: Oxford.
Hunter, Lawrence. 1996. CALL: Its Scope and Limits, The Internet TESL Journal, Vol. II, No.6, June 1996, http:/www.aitech.ac.jp/~iteslj/
Idris, Nuny S. 1999. Ragam Media Dalam Pembelajaran BIPA. A Paper presented at KIPBIPA III, Bandung.
Jonassen, David H. 1996. Computer as a Mindtools for Schools. Prentice Hall. New Jersey.
Kemp, Ferrod E. 1980. Planning and Producing Audiovisual Materials. Harper and Row: New York.
Lee, Kwuang-wu. 2000. English Teachers’ Barriers to the Use of Computer-assisted Language Learning. The Internet TESL Journal, Vol. VI, No. 12, December 2000. http:/www.aitech.ac.jp/~iteslj/
Schocolnik, Miriam. 1999. Using Presentation Software to Enhance Language Learning. The Internet TESL Journal, Vol. V, No.3, March 1999, http:/www.aitech.ac.jp/~iteslj/