PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN BAHASA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DI KELAS VII
SMP N 1 JANGKA
KABUPATEN BIREUEN
1. Latar belakang
Pengajaran Bahasa Indonesia mempunyai ruang lingkup dan tujuan yang menumbuhkan kemampuan mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Pada hakekatnya pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk mempertajam kepekaan perasaan siswa. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka dapat meningkatkan minat baca terhadap karya sastra, karena dengan mempelajari sastra siswa diharapkan dapat menarik berbagai manfaat dari kehidupannya. Maka dari itu seorang guru harus dapat mengarahkan siswa memiliki karya sastra yang sesuai dengan minat dan kematangan jiwa mereka. Berbagai upaya dapat dilakukan salah satunya dengan memberikan tugas untuk membuat karya sastra yaitu menulis puisi.
Keterampilan menulis puisi perlu ditanamkan kepada siswa di sekolah dasar, sehingga mereka mempunyai kemampuan untuk mengapresiasikan puisi dengan baik. Mengapresiasikan sebuah puisi bukan hanya ditujukan untuk penghayatan dan pemahaman puisi, melainkan berpengaruh mempertajam terhadap kepekaan perasaan, penalaran, serta kepekaan anak terhadap masalahkemanusiaan. Kemampuan tersebut ditentukan oleh beberapa faktor penting dalam proses pembelajaran menulis puisi. Selain penerapan model, metode dan strategi yang tepat, juga yang sangat menentukan adalah peranan guru dalam proses pembelajaran terhadap siswa. Dalam pembelajaran menulis puisi di Sekolah Menengahmasih ditemukan berbagai kendala dan hambatan, hal ini yang berkaitan dengan ketepatan penggunaan model atau teknik dalam pembelajaran sastra dalam hal menulis puisi. Demikian pula dengan permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran menulis puisi di kelas VIISMP N 1 Jangka, selama ini kurang menggembirakan. Penulis menemukan beberapa permasalahan yang timbul dari guru maupun murid selama proses belajar. Hal ini diperoleh dari hasil pengamatan dan wawancara dengan guru dan siswa kelas VIISMP N 1 Jangka dalam pembelajaran menulis puisi. Dalam pembelajaran menulis puisi ini guru hanya membacakan salah satu puisi dalam buku paket dan menyuruh siswa untuk menuliskan puisi tersebut lalu guru menyuruhnya untuk membacakannya di depan kelas. Sedangkan siswa tidak diberi kesempatan untuk menulis puisi dengan bahasa atau kata-katanya sendiri dan kemampuannya sendiri. Pastinya pembelajaran tersebut sangat kurang tepat, di sini terkesan tidak adanya aktivitas dan kreatifitas siswa dalam menulis puisi. Ketika diberikan tugas pada siswa untuk menulis puisi dengan kata-kata atau bahasanya sendiri, siswa terlihat kesulitan dalam menyusun kata-kata dengan bahasanya sendiri, hal itu disebabkan karena selama pembelajaran Bahasa Indonesia dengan guru kelas VII, mereka tidak pernah diberi kesempatan untuk menuliskan puisi dengan kata-kata atau bahasanya sendiri.
Sehubungan dengan hal tersebut Wellek dan Waren menyatakan: Dalam menulis puisi, anak harus diperhatikan bahasa yang sesuai dengan unsur-unsur yang ada dalam puisi: (2004: 13-15).
Melihat dari kondisi tersebut, akhirnya penulis mempunyai ide untuk memperbaiki pembelajaran tersebut dengan menerapkan teknik Permainan Bahasa dalam pembelajaran menulis puisi di kelas VII dalam sebuah penelitian berupa skipsi, karena bermain bagi anak-anak tak ubahnya seperti bekerja bagi orang dewasa. Bermain merupakan kegiatan yang menimbulkan kenikmatan yang akan menjadi rangsang bagi perilaku lainnya. Waktu untuk anak-anak bermain tidak jauh berbeda dengan waktu untuk bekerjanya orang dewasa. Usia siswa SD merupakan usia yang paling kreatif dalam hidup manusia. Anak-anak merupakan makhluk yang unik sehingga dalam pembelajaran mereka tidak harus merasa terpenjara. Bermain merupakan pemicu kreativitas. Anak yang banyak bermain akan meningkat kreativitasnya (Charlotte Buhler, dalam Sugianto, 1997), bermain merupakan sarana untuk mengubah potensi-potensi yang ada dalam dirinya. Maka dari itu penulis mengambil Teknik Permainan Bahasa dalam pembelajaran menulis puisi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VII.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemahaman dan pemantauan selama aktif di kampung, penulis menemukan beberapa permasalahan mendasar yang menyebabkan rendahnya tingkat kemampuan menulis puisi di kelas VIISMP N 1 Jangka. Permasalahan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
Permasalahan yang pertama adalah hampir sebagian besar siswa kelas VIISMP N 1 Jangka kesulitan untuk menulis puisi dengan bahasanya sendiri, kata-katanya sendiri atau pun gagasannya sendiri, karena guru langsung memberikan contoh puisi dan menyuruh siswa untuk menuliskan contoh puisi tersebut tanpa memberikan kesempatan pada siswa untuk menulis puisi dengan kemampuannya sendiri atau dengan kata-katanya sendiri, bahasanya sendiri, atau pun dengan gagasannya sendiri. Padahal puisi akan lebih indah apabila ditulis dengan kata-kata sendiri, kemampuannya sendiri, atau pun dengan gagasannya sendiri. Permasalahan yang kedua, siswa kesulitan menentukan tema sebuah puisi. Permasalahan yang ketiga adalah siswa kelas VIISMP N 1 Jangkamendapat kesulitan menggunakan kata-kata (kosakata) untuk dituangkan ke dalam sebuah puisi yang ingin mereka tulis. Masalah umum penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Bagaimana meningkatkan desain pembelajaran menulis puisi dengan teknik Permainan Bahasa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas VIISMP N 1 Jangka?
2. Apakah pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik Permainan Bahasa dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas VIISMP N 1 Jangka?
2.1 Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi permasalahan yang dirumuskan di atas, maka suatu model dituntut untuk dapat mengakibatkan siswa agar lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran menulis puisi. Alternatif yang akan dikembangkan adalah dengan menggunakan teknik Permainan Bahasa. Menurut Soeparno (1998:60) pada hakikatnya permainan bahasa merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh suatu keterampilan tertentu dengan cara yang menggembirakan. Dengan teknik Permainan Bahasa siswa akan aktif dalam membuat kalimat hingga mampu mengembangkan menjadi sebuah puisi.
Berdasarkan uraian di atas, langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam teknik Permainan Bahasa yaitu sebagai berikut; perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam perencanaan guru mengkondisikan siswa pada situasi belajar yang menyenangkan, guru mengecek kehadiran siswa dan guru mengadakan apersepsi dengan mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang pengalaman yang menarik dan menyenangkan yang pernah mereka alami. Pada proses pelaksanaan guru memberikan penjelasan tentang puisi dan cara-cara membuat puisi yang menyenangkan dengan kemampuan mereka sendiri, guru menuliskan sebagian puisi secara langsung dengan kata-kata sendiri guna untuk merangsang kemampuan berbahasa mereka lalu guru bersama siswa melengkapi puisi tersebut dengan kata-kata yang mereka kuasai sesuai dengan teknik Permainan Bahasa yang telah dijelaskan, setelah itu guru memberikan kesempatan pada siswa dengan berkelompok untuk membuat puisi dengan kata-katanya sendiri sesuai dengan teknik yang telah diberikan oleh guru. Sedangkan pada proses evaluasi guru menilai ketepatan penentuan tema dengan puisi yang telah dibuat, guru menilai penggunaan kata-kata, sesuai atau saling berkaitan atau tidaknya kata-kata tersebut dengan tema yang ingin disampaikan oleh siswa. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: “ jika pembelajaran menulis puisi dilaksanakan dengan teknik permainan bahasa, maka kemampuan menulis puisi pada kelas VIISMP N 1 Jangkaakan meningkat”
3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka penulis mengungkapkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui desain pembelajaran puisi dengan menggunakan teknik permainan bahasa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VIISMP N 1 Jangka.
2. Untuk mengetahui meningkatnya kemampuan menulis puisi dengan menerapkan Teknik Permainan Bahasa di Kelas VIISMP N 1 Jangka.
4. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian adalah:
1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dalam menerapkan teknik Bermain Kata atau Bahasa dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi serta dapat mengetahui tingkat keberhasilan penerapan teknik ini.
2. Bagi Guru
Dapat membantu dalam meningkatkan pembelajaran menulis puisi pada siswa di masa yang akan datang, dapat membantu guru untuk menentukan suatu teknik yang kreatif dan inovatif yang dapat menunjang keberhasilan pembelajaran, mampu menarik perhatian dan minat bakat siswa.
3. Bagi Siswa
Dari hasil penelitian ini siswa diharpkan memiliki kemampuan menulis puisi dengan baik dan terampil dalam menciptakan karya sastra khususya puisi.
5.PopulasidanSampelPenelitian
5.1 Populasi
Populasi adalah kelompok besar individu yang mempunyai karakteristik umum (Hadjar, 1999:132). Pendapat lain seperti Bungin (2004:99) Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya sehingga objek-objek ini menjadi sumber data penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas VII SMP N 1 Jangka tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 90 orang siswa. Mereka tersebar dalam tiga kelas paralel. Masing-masing kelas memiliki jumlah siswa yang berbeda.
5.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi, sehingga n<N (Rasyad, 2006:134). Mengingat populasi berjumlah besar maka penulis mengambil sampel penelitian 15% dari populasi yang berjumlah 90 siswa. Pengambilan sampel tersebut merujuk pada pendapat Arikunto (2006:134) Apabila subjeknya lebih dari 100 dapat diambil sampel 10-15% atau 20-25% atau lebih. Pengambilan sampel dilakukan secara acak karena semua objek dianggap sama dan memperoleh kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, diperoleh sampel yaitu :
Kelas VII 1 berjumlah = 36 orang, 36 X 15 : 100 = 5 siswa
Kelas VII 2 berjumlah = 30 orang, 30 X 15 : 100 = 4 siswa
Kelas VII 3 berjumlah = 24 orang, 24 X 15 : 100 = 4 siswa
Jadi, jumlah sampel keseluruhan adalah 13siswa
6. Metode danTeknikPenelitian
6.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Menurut Sukmadinata (2009:54) penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode penelitian yang diajukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau saat lampau. Secara deskriptif penelitian ini akan memberikan gambaran kemampuan siswa kelas VII SMP N 1 Jangka dalam menulis puisi dengan katanya sendiri. Secara kuantitatif data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan rumus statistik sederhana. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2002:10) bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang mengumpulkan data dan memberikan penafsiran terhadap hasilnya dengan menggunakan angka-angka.
6.2 Teknik Penelitian
6.2.1 TeknikPengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tes tulis. Tes yang dimaksud berupa penugasan pada siswa kelas VII SMP N 1 Jangkauntuk menulis sebuah puisi dengan kalimat dan kosa kata sendiri dengan tema yang sudah ditentukan oleh peneliti.
6.2.2 Teknik Pengolahan dan Analisis Data.
Teknik pengolahan data dan analisis data penelitian ini mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Memeriksa dan menganalisis puisi yang ditulis oleh siswa kelas VII SMP N 1 Jangka.
2. Memberi Penskoran terhadap setiap item yang dinilai dengan pedoman pada tabel berikut ini.
| No | Item yang dinilai | Skor Maksimal |
| 1. 2. 3. 4. | Ketepatan Diksi Kesesuaian Diksi dengan Tema Kejelasan pokok kata Kelengkapan bait dan alur puisi | 25 25 25 25 |
| | Jumlah | 100 |
3. Data yang diperoleh dari penskoran di atas akan disajikan dalam sebuah tabel data perolehan nilai untuk masing-masing siswa. Untuk memperoleh nilai rata-rata kemampuan membuat iklan baris siswa, digunakan rumus:
Keterangan :
M = Mean
∑ = sigma (jumlah)
f = Frekuensi
x = Nilai (skor) yang ada
fx = Hasil perkalian antara f dan x
N = Jumlah siswa
Untuk mengetahui tingkat ketercapaian siswa terhadap kemampuan menulis puisi, penelitian ini menggunakan tabel klasifikasi nilai dengan menggunakan skala Depdiknas (2004:57)sebagai berikut.
| No | Kualifikasi | Skor |
| 1 | Sangat Baik | 85-100 |
| 2 | Baik | 70-84 |
| 3 | Cukup | 55-69 |
| 4 | Kurang | 40-54 |
| 5 | Sangat Kurang | ≤39 |
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S.2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, S.2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Bungin, Burhan.2004. Metode Penelitian Kuantitatif. Surabaya: Kencana Prenada Media Group
Asura, Enang Rokajat. 2005. Menulis Skenario dari Iklan sampai Sinetron. Yogyakarta: Andi
Catarina.2008. TeoriRingkas Latihan Soal dan Pembahasan Bahasa Indonesia SMP Kelas VII, VIII, dan IX. Bandung: Intersolusi Pressindo
Hadjar, Ibnu.1999. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Jahrudin Ending, dkk.2005. Cermat Berbahasa 3. Solo: Tiga Serangkai
Lestari Septi, dkk.2007. Membuka Jendela Ilmu Pengetahuan dengan Bahasa dan Sastra Indonesia 3. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas
Maryati, Sutopo.2008. Bahasa dan Sastra Indonesia 3. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas
Rasyad, Rasdiyan.2006. Metode Statistik Deskriptif untuk Umum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sutarmo, Sarwiji Suwandi.2008. Bahasa Indonesia Bahasa Kebanggaanku. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas
terimakasih sob, moga makin sukses
BalasHapus